a. Letak Geografis dan Sumber Sejarah
1) Letak
Kesultanan Tidore terletak di Kepulauan Maluku. Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah karena didukung oleh keadaan alamnya yang subur.
2) Kehidupan Ekonomi
Pala dan cengkeh merupakan komoditas perdagangan yang banyak diminati pada abad 12. Oleh karena itu, masyarakat Maluku tidak hanya mengandalkan dari perkebunan, tetapi juga mengusahakan dari hasil hutan.
Untuk mendapatkan rempah-rempah di Kepulauan Maluku, para pedagang datang ke kepulauan ini. Melalui perdagangan inilah terjadi interaksi antara masyarakat setempat dengan para pedagang. Salah satunya adalah para pedagang Islam. Dengan demikian, melalui perdagangan, agama Islam masuk ke daerah-daerah perdagangan di Maluku, seperti Ternate dan Tidore.
Selain melalui perdagangan, penyebaran Islam di Maluku dilakukan oleh para mubaligh. Salah seorang mubaligh yang aktif dalam menyebarkan Islam di Maluku ialah Maulana Hussain sehingga pada abad 15, Islam berkembang pesat di Maluku. Sebagai penghasil rempah rempah yang terkenal di dunia, mendorong para pedagang di Maluku untuk membentuk persekutuan-persekutuan di Maluku Utara yang disebut dengan Ulilima dan Ulisiwa
Ulilima adalah persekutuan yang terdiri atas Ternate, Ogi, Bacan, Seram, dan Ambon, Adapun Ulisiwa adalah persekutuan yang terdiri atas Tidore, Makayan, dan Jailolo. Antara Ulilima dan Ulisiwa terjadi persaingan dalam hal perdagangan, apalagi setelah bangsa Barat datang ke Kepulauan Maluku, yaitu Spanyol dan Portugis,
3) Kehidupan Sosial Budaya
Selain agama Islam, di Maluku terutama di daerah pedalaman terdapat masyarakat yang menganut animisme dan dinamisme bangsa Portugis yang datang ke Maluku juga menyebarkan agama Katolik. Dalam bidang budaya terlihat dari seni bangunan berupa bangunan masjid dan istana raja.
b. Kehidupan Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya
Kepulauan Maluku dan kesultanan-kesultanan Islam di Maluku terkenal dalam sejarah dunia sebagai penghasil rempah-rempah bagi perdagangan dunia. Dari perdagangan rempah-rempah, kesultanan-kesultanan Islam di Maluku memperoleh keuntungan. Akibatnya beberapa kerajaan di kawasan ini berebut pengaruh menjadi kerajaan yang paling besar.
Dari sekian banyak Kesultanan Islam di Maluku, Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan dua kesultanan Islam yang cukup menonjol peranannya. Dalam sejarah perkembangannya, kedua kesultanan tersebut bersaing untuk memperebutkan hegemoni politik dan dagang di kawasan tersebut yang sering melibatkan kekuasaan asing, seperti Makassar, Portugis, Spanyol, dan Belanda. Kekuatan-kekuatan asing tersebut sangat berambisi untuk menguasai sumber rempah-rempah sebagai komoditas dagang utama.
Dalam jalur perdagangan internasional, Kepulauan Maluku merupakan salah satu titik pangkal pelayaran dan perdagangan internasional. Rempah-rempah dari Maluku diangkut ke tempat pemasaran di jalur dagang tersebut yang berakhir di pelabuhan-pelabuhan Eropa tempat konsumen terbesar berada.