Kesultanan Cirebon

a. Letak Geografis dan Sumber Sejarah 

Menurut cerita, pendiri Kesultanan Cirebon ialah Nurullah yang kemudian dikenal dengan Sunan Gunung Jati yang juga sebagai salah seorang Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa Barat. Asal Sunan Gunung Jati tidak diketahui dengan pasti. Sekembalinya dari Makkah dia tinggal di Demak dan tidak lama setelah itu dia bertolak ke Banten untuk menyebarkan Islam dan menghimpun orang-orang yang telah beragama Islam dalam satu permukiman. 


Menurut sumber historiografi tradisional Banten, di sana dia membentuk pemerintahan Kesultanan Banten. Kesultanan baru ini tidak ' mengakui kedaulatan Kerajaan Sunda Pajajaran. Sepeninggal putranya, dia pindah ke Cirebon, sedangkan pemerintahan di Banten diserahkan kepada putranya bernama Hasanuddin.


Dari uraian singkat tersebut diketahui bahwa pendiri Kesultanan Banten dan Cirebon adalah Sunan Gunung Jati. Kedua kerajaan ini pada awal pertumbuhannya berada di bawah pengaruh Demak karena faktor ikatan keluarga. Dalam historiografi tradisional, pendiri kedua kerajaan ini adalah penyebar Islam di Jawa Barat walaupun diketahui bahwa sebelum Sunan Gunung Jati tinggal di Banten dan Cirebon, sudah terdapat pemeluk Islam di pesisir utara Jawa Barat, terutama di kota-kota pelabuhan seperti Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. 

b. Kehidupan Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya 


Cirebon berperan sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Daerah-daerah pengaruh Hindu dan Buddha di Jawa Barat diIslamkan oleh penyebar Islam dari Cirebon. Walaupun terdapat perbedaan dalam menyebut sultan dan peristiwa, sumber-sumber tradisional mencatat persamaan bahwa kedua kerajaan tersebut didukung oleh orang-orang Pajajaran yang telah beragama Islam. Di antara mereka adalah para pedagang yang juga telah berhubungan dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara, seperti Malaka, Aceh, Pasai, dan Demak. Kedua kerajaan tersebut juga berfungsi sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat.


Share on Google Plus

About Sejarah Islam